Alhamdulillaahilladzi bini’matihi tatimmushsholihaat. Segala puji bagi Allaah yang dengan nikmat-Nya semua kebaikan menjadi sempurna. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, istri-istri beliau, anak-anak beliau, dan semua pengikut setia beliau yang berpegang teguh pada dua pedoman hidup yang mulia, yaitu Al Quran dan As Sunnah.
Penulisan Best Practice ini tentunya tidak terlepas dari dukungan banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Kepala Sekolah SMP IT Dar el-Iman Padang yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Selanjutnya kepada Wakil Kepala Sekolah SMP IT Dar el-Iman bidang Program khusus, tim guru tahsin dan tahfidz, majelis guru, serta para peserta didik harapan bangsa yang semoga selalu Allah mudahkan mereka dalam menghafal ayat demi ayat yang ada di dalam Al Quran.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidaklah sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis juga ingin menyampaikan permohonan maaf jika terdapat kekeliruan, baik dalam penjelasan yang disampaikan maupun pada susunan penulisan. Terakhir, penulis juga berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapapun. Semoga Allaah ﷻ meridhoi setiap usaha kita. Allaahumma aamiin.
Metode Talaqqi merupakan metode yang sangat cocok diterapkan pada anak-anak pemula yang belum terlalu lancar dalam membaca Al Quran, terutama dalam penyebutan makharijul huruf nya karena metode ini mengharuskan guru berhadapan langsung dengan peserta didik sehingga bisa mengoreksi langsung bacaan yang keliru. Metode ini juga membutuhkan perhatian yang ekstra dari guru karena masing-masing anak memilik motivasi yang berbeda-beda dalam menghafal Al Quran. Guru dituntut untuk mengerahkan segala kreatifitasnya agar tercipta kedekatan emosional dengan peserta didik, yang memacu peserta didik untuk lebih semangat lagi dalam menghafal.
Penerapan metode ini dinilai efektif karena dari pengamatan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama mendampingi peserta didik kelas 7 madinah 2 di semester 1 pada tahun pelajaran 2022/2024, peserta didik mampu mencapai target hafalan yang sudah ditetapkan. Dari 32 orang peserta didik, hanya 3 orang saja yang tidak mencapai target. Artinya, persentase keberhasilan metode ini adalah 91%.
Metode Talaqqi, metode yang dinilai cukup efektif untuk mendampingi para penghafal Al Quran dalan mencapai target yang sudah ditetapkan dengan tetap menjalankan tahapan pembelajaran tahfidz yang sudah ditetapkan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Al Quran dan Dirosah yang ada di SMP IT Dar El-Iman.
Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran tatap muka untuk program tahfidz adalah 2x40 menit atau dua jam pelajaran, yang berlangsung setiap hari senin sampai jum’at.
2. Setiap kelas diampu oleh dua orang guru dengan pembagian tugas yang sama.
3. Lima menit pertama dimanfaatkan untuk pembukaan kelas dan motivasi agar peserta didik semangat menghafal.
4. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan muraja’ah hafalan lama secara klasikal atau bersama-sama.
5. Jika memungkinkan, adakan kuis mengenai surat atau ayat yang di-muraja’ah tersebut, bisa berupa menyambung ayat, tebak nomor ayat, tebak arti ayat, dan lain sebagainya. Minimal adakan dua kali dalam sepekan.
6. Selanjutnya guru membacakan ayat yang akan disetorkan oleh peserta didik di hari tersebut dengan memanfaatkan media papan tulis untuk menuliskan ayat tersebut. Kegiatan ini disebut juga dengan talqin.
7. Setelah di-talqin-kan, peserta didik diminta untuk muroja’ah hafalan baru yang sudah mereka siapkan di rumah malam hari sebelumnya.
8. Setoran hafalan baru. Kegiatan ini merupakan kegiatan inti dari program tahfidz, dimana peserta didik menyetorkan hafalan baru yang sudah mereka persiapkan dari rumah malam hari sebelumnya. Karena menghafal membutuhkan konsentrasi yang tinggi, maka proses menghafal tidak bisa dilakukan dalam durasi waktu yang singkat, sehingga peserta didik dibiasakan untuk mempersiapkan hafalannya di malam hari sepulang sekolah, untuk mereka setorkan keesokan harinya di sekolah.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan pencatatan batas setoran hafalan baru untuk memudahkan peserta didik dan orang tua untuk mengetahui sudah sejauh mana peserta didik menyetorkan hafalannya. Pada kegiatan ini juga lah metode talaqqi dimaksimalkan, karena guru dan peserta didik berhadapan langsung satu persatu dan menyetorkan hafalan barunya, disimak serta dikoreksi oleh guru secara langsung jika ada bacaan yang keliru. Jika peserta didik lancar ketika menyetorkan hafalan barunya, maka diizinkan untuk lanjut ke ayat selanjutnya, namun jika tidak lancar peserta didik diminta untuk muroja’ah kembali dan menyetorkan ulang hafalan yang tersendat tersebut kepad gurunya.
Penerapan metode talaqqi dalam meningkatkan motivasi peserta didik dalam menghafal Al Quran di SMP IT Dar El Iman dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pertama, persiapan yang dilakukan yaitu dengan guru membacakan (talqin) ayat yang akan dihafalkan oleh peserta didik dengan membaca mushaf. Kedua, pelaksanaan yaitu dengan guru menyimak hafalan peserta didik yang sudah dipersiapkan sebelumnya secara langsung berhadapan satu persatu antara guru dengan peserta didik dan langsung mengoreksi bacaan. Ketiga, evaluasi yaitu membagi peserta didik ke dalam dua kelompok, yang lancar dan yang tidak lancar. Bagi yang lancar, diperbolehkan untuk melanjutkan hafalan ayat berikutnya. Sedangkan bagi yang tidak lancar diminta untuk mengulang kembali sampai lancar.
Penerapan metode talaqqi di SMP IT Dar El-Iman berdampak positif pada kemampuan peserta didik dalam mencapai target hafalan mereka. Hal ini dapat dilihat dari batas setoran terakhir peserta didik kelas 7 Madinah 2 di semester 1. Dari 32 orang peserta didik, hanya 3 orang saja yang tidak menyelesaikan target hafalan juz 30nya sesuai dengat waktu yang sudah ditentukan.
Selain kemauan yang kuat dari peserta didik itu sendiri, faktor pendukung keberhasilan tersebut diantaranya adalah kedekatan antara guru dan peserta didik secara emosional, bukan hanya di dalam kelas, tetap juga ketika anak berada di luar kelas, sehingga ketika menyetorkan hafalannya peserta didik tidak merasa terbebani dan menghafal jadi menyenangkan. Selain itu, dukungan penuh dari orang tua di rumah juga sangat mempengaruhi motivasi peserta didik dalam menghafal Al Quran. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kemampuan peserta didik yang rendah dalam menghafal. Selain itu, komunikasi antara orang tua dengan guru yang kurang terjalin secara hangat juga dapat mempengaruhi pencapaian target hafalan peserta didik.